Sukses Bukan Sekedar Deretan Angka
|SUKSES

Secara umum orang pasti ingin hidupnya sukses. Definisi sukses menjadi sangat kompleks tatkala dilihat dari kacamata pendidikan. Mindset sebagian besar orang memandang keberhasilan dalam pendidikan ditentukan oleh prestasi akademiknya. Angka-angka di atas kertas seolah menjadi barometer ukur keberhasilan seorang anak didik dan itu diamini oleh orang tua pada umumnya.
Pola pikir yang selalu memandang bahwa deret angka menjadi tujuan utama sekolah atau kuliah membuat anak akan berlomba mengejarnya. Semua lupa, bahwa ada tujuan lebih mulia dalam sebuah pendidikan. Pendidikan harus mampu melahirkan ‘nilai’, bukan nilai biasa, tetapi nilai yang memiliki makna holistik.
PARADIGMA
Paradigma yang super mainstream di atas harus mulai dieliminasi, yaitu pola pikir masyarakat yang memandang pendidikan hanya dari prestasi akademik. Hal ini agar kita tidak terjebak dalam pusaran tak berkesudahan. Pendidikan harus mampu menciptakan generasi yang tangguh, unggul, dan terkenal. Tangguh secara mental, spiritual, dan mampu berkompetisi dalam medan apapun. Lalu apakah prestasi akademik tidak penting, tetap penting. Namun alangkah lebih baiknya jika prestasi akademik (hard skill) ditunjang oleh soft skill yang juga oke.
DUNIA KERJA
Kenyataan dunia kerja jauh lebih rumit dari sekedar angka-angka dalam secarik kertas. Di sinilah uji nyali yang sebenarnya. Lulusan akan mulai merasakan kompetisi yang sesungguhnya. Mereka sudah tidak lagi ditanya nilai dalam deret angka. Tetapi mereka akan dinilai performa melalui kinerja. Nah kinerja inilah yang akan menentukan seberapa tangguh seseorang akan mampu melalui berbagai macam ujian di dunia kerja.
HARD SKILL, SOFT SKILL
Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, salah satunya oleh Dediknas menjelaskan bahwa 80% keberhasilan seseorang ditentukan oleh soft skill. Harvard University pada 2009 juga melansir data yang hampir nyaris sama, yaitu 85% keberhasilan seseorang juga ditentukan oleh soft skill. Sisanya adalah hard skill.
Sebuah survei dilakukan oleh Survei National Association of College and Employee (NACE) di Amerika Serikat pada 2002 memberi fakta baru. Dari 20 kriteria penting seorang juara, indikator “IPK tinggi” hanya menempati urutan ke-17. dan indikator terpenting dari seorang juara tidak lain adalah kemampuan komunikasi, kerjasama, integritas, dan etika.
Lalu langkah apa yang harus ditempuh oleh seorang mahasiswa agar memiliki keseimbangan dalam hal keahlian. Dalam beberapa model pendidikan, porsi hard skill memang lebih tinggi dibanding soft skill. Lalu bagaimana solusinya agar anak mampu mengasah soft skill jika porsi hard skill lebih besar.
Kondisi ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama adalah kemauan anak (motivasi). Untuk membangun motivasi anak, institusi pendidikan harus mampu membangun motivasi, spirit, dan menjadikannya habit.
Melalui motivasi yang tepat akan membangun habit yang positif pada anak didik. Mereka akan terbiasa melihat segala sesuatu yang berpotensi membantu mereka untuk mengasah dan meningkatkan soft skill. Tentu hal ini harus dilakukan secara terus menerus, agar menjadi habit bahkan budaya.
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya atau lebih akrab disebut Stikom Surabaya, merupakan salah satu perguruan tinggi yang menerapkan kegiatan-kegiatan guna mengasah soft skill mahasiswa.
Membangun mental dan habit mahasiswa untuk aktif dalam berbagai kegiatan tidaklah mudah. Cara paling jitu adalah menggali potensi minat dari mahasiswa sendiri. Kegiatan apa saja yang mampu membangkitkan passion di kalangan mahasiswa. Selama kegiatan itu positif tentu akan memberi dampak positif pula.
Dalam kaitannya membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan terkenal. Di Stikom Surabaya ada beberapa kegiatan yang mampu mengasah soft skill mahasiwa. Diantaranya, melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Unit Kegiatan Kerohanian (UKK), dan Komunitas.
Contoh, mahasiswa yang hobi musik bisa menyalurkan hobinya melalui UKM Musik. Tercatat ada beberapa UKM di Stikom Surabaya, diantaranya UKM Tari, UKM Basket, UKM Futsal, dan lain-lain. Selain UKM ada juga Organisasi Mahasiswa (Ormawa), yaitu Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Mahasiswa (DEMA).
Malalui organisasi-organisasi ‘kecil’ tersebut diharapkan mahasiswa mampu mengasah soft skill nya. Saat lulus mereka sudah tidak gagap lagi dengan dunia kerja. Mereka sudah siap menjadi SDM yang berkualitas, unggul, dan terkenal.
Mau menjadi orang yang sukses? Gampang, join with us. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Heart & Mind Towards Excellence.