Pasang surut dunia PerGadgetan
|Pasang surut dunia PerGadgetan
Ide tulisan Pasang surut dunia PerGadgetan ini tiba-tiba saja muncul dari otak ‘ngeres’ saya.
Sedikit flashback ke masa lampau di mana sang raja NOKIA menjadi raja di raja, namun akhirnya tumbang karena kepongahannya. Menurut penerawangan saya, kehancuran NOKIA disebabkan tidak tanggapnya terhadap perubahan serta arus deras teknologi.

Jujur saja, sebagai penggila gadget saya merasa pasang surut dunia per-gadget-an hanya disebabkan dua hal, berevolusi atau mati. Saya ingin sedikit menyinggung beberapa merek seperti Sony (Ericsson), Apple, Samsung, HTC, Lenovo, LG, Nokia, LG, dan Oppo.
SONY
Sony adalah kepanjangan dari brand sebelumnya Sony Ericsson dan brand Ericsson sendiri. Sejarah mencatat sepak terjang brand-brand ini. Dari masih bernama Ericsson saya sudah pernah menikmati canggihnya handset seperti, T39, R520, R310s, R250s Pro, nyaris saat itu sangat-sangat puas dan bangga tatkala menentengnya. Petualangan berlanjut di generasi berikutnya brand Sony Ericsson, mulai dari T68i, K750, W900i, W300, W850, K660, W595, W902, W705, Aino, Xperia X8, terakhir Xperia Arc S. Kesetiaan terus berlanjut setelah resmi embel-embel Ericsson ditanggalkan, berturut-turut mulai, Xperia U, Xperia SP, dan Xperia ZL. Melihat track record di atas jelas, saya penggila produk basis Sony, tetapi saat ini kekecewaan melanda tatkala makin hari kualitas produk brand ini tidak lebih baik dari nenek moyangnya. Keluhan datang sana sini, belum lagi isu service center yang amburadul acak kadut. Duh … kenapa brand yang dulu begitu saya kagumi dan cintai sekarang jadi memble.
APPLE
Apple terus menerus diterjang isu tidak mengenakkan terkait produk yang mereka luncurkan. Isu negatif makin santer dirasa tatkala sang nahkoda berganti dari technoart Jobs ke penerusnya sekarang Tim Cook. Saya tidak usah membanding-bandingkan kepemimpinan keduanya. Yang jelas, fakta yang berbicara seperti apa produk Apple sekarang dan dulu. Maaf meskipun saya dulu fanatik terhadap brand Sony dan turunannya, bukan berarti saya menutup mata dengan produk berkualitas lainnya. Petualangan Apple pertama yang saya pakai adalah PC Machintosh, PowerMac G3, iPhone 3G, iPhone 4, iPad 3, sekarang tersisa iPad Mini dan iMac kantor. Secara keseluruhan saya puas dengan produk-produk Apple. Terutama desainnya, baik build in body, kemampuan hardware, smooth, maupun UI OSnya.
Di sektor gadget, terakhir saya sangat puas saat masih menggunakan iOS 6.1. Tetapi setelah upgrade ke iOS 7.x ampun, bukan cuman lemotnya, tetapi masalah yang dulu nyaris tidak pernah timbul sekarang timbul, ‘FORCE CLOSE’. Berbagai referensi telah saya baca, tetapi solusi yang ada tetapi tidak bisa optimal, sesekali masih terjadi.
Dari sektor PC, sebelumnya saya menggunakan OSX Snow Leopard kemudian upgrade ke Mavericks, masalah barupun timbul, banyak dan nyaris semua aplikasi missing link karena ada file app yang missing, duh. Apa-apaan ini Apple. Tapi itulah kenyataannya, saya bukan Apple Hater. Tapi melihat isu-isu negatif yang silih berganti di berbagai media, ini akan sangat membahayakan. Kepuasan dan loyalitas pelanggan akan memudar jika tidak segera tanggap dan menyelesaikan masalah-masalah ini. Gimana Apple? Masih mau dianggap gadget kelas wahit? Jangan over price melulu, tapi tunjukkan kalau loe masih bisa menjadi yang terbaik.
SAMSUNG
Sekarang siapa yang tidak kenal Samsung, bayi lahir mungkin sudah kenal. Tentu saja, fenomena Samsung seperti masa keemasan NOKIA di masanya dulu. Pasar digelontor dengan produk mulai low hingga high. Samsung tidak mengenal istilah low cost high impact, yang terpenting saat ini menikmati menjadi raja. Membombardir pasar dengan bejibun varian produk dan iklan gede. Mudah-mudahan Samsung yang fenomenal ini belajar dari kegagalan NOKIA, sehingga mereka akan terus menjadi raja. Jujur saya tidak pernah memiliki satupun produk Samsung, tapi tetapi salut. Alasan kenapa tidak suka, karena mainstream aja 😛
HTC
Sebagian orang mungkin masih berfikir produk HTC dulu dipikir produk abal-abal, disamakan dengan merek HT jaman dulu. Sejatinya HTC adalah produk menurut saya premium, terlihat dari produknya hampir semuanya berkualitas, HTC One kualitas bahan dan desain juga sangat cantik. Performance juga tidak kalah dengan pesainganya. Tetapi ntah mengapa di Indonesia masih dianggap sebelah mata. Mudah-mudahan HTC tetapi melahirkan produk-produk berkualitas serta indah. Biar persaingan tetap ramai. Belum lagi produk-produk Xiaomi yang tinggal menunggu waktu akan masuk Indonesia, maka persaingan makin sengit. Tercatat produk HTC yang pernah saya pakai HTC Wildfire S dan HTC Desire HD. So far puas dengan dua gadget tersebut.
LENOVO
Ini penantang sejati, ibarat wanita atau artis, sekarang jadi primadona yang lagi naik daun. Gimana tidak iming-iming dan cara merayunyapun fantastis. Terbukti memang, meski harga relatif murah kualitas benar-benar tidak murahan, bahkan boleh dibilang memuaskan sejauh ini. Secara spesifikasi yang mumpuni, performance maknyus, desain lumayan, sehingga saat ini benar-benar menjadi idola baru. So, bagi yang penasaran silahkan dicoba sendiri.
NOKIA
Seolah tidak mau kalah dan bernostalgia dengan sejarah masa lalu, Nokia pelan-pelan mulai kembali membangun dinastinya, apalagi saat ini sudah mendapat dukungan dari Microsoft yang telah mengakuisisinya. Dengan jajaran Lumianya yang berbasis Windows Phone, mereka mulai menancapkan kembali kuku-kukunya. Meski persaingan di lanskap gadget tidak seperti dulu, Nokia optimis akan mampu bersaing. Apalagi Microsoft juga telah mengklaim OS besutannya telah menempati peringat tiga mengalahkan Blackberry OS. Ya mudah-mudahan NOKIA bisa kembali mereguk kesuksesan seperti di masa lampau. Sejauh menggunakan Lumia 520 dan 720, memang sangat puas, desain bodi, UI, dan performance yang mulus. Meskipun dengan spesifikasi hardware yang lebih rendah, performance tetapi optimal. Meskipun layanan Service Center sangat memuaskan karena klaim dapat segera diatasi (hanya 1 hari selesai), secara kualitas menurun, karena belum satu tahun Lumia 720 sudah masuk rumah sakit harus ganti LCD, dan sekarang Asha 206 juga mengalami masalah, satu slot tidak bisa membaca sim card. So… begitulah sekarang kualitas Nokia.
LG dan OPPO
LG juga sudah mulai menunjukkan taringnya, saya tidak membahas terlalu detail, meski banyak yang mengagungkan, buat saya tidak istimewa, karena tidak ada yang spesial dibanding smartphone android lainnya. Secara kualitas memang bagus, tapi tidak cukup hanya kualitas, buat saya smartphone itu paket lengkap, tampilan, performance, kualitas, dan harga.
Sedangkan OppO, ini penantang baru yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Dilihat dari penampilan, sangat seksi, spesfikasi juga markotop. Tetapi ngomong kualitas, tunggu dulu, perlu beberapa waktu untuk membuktikan. Karena di beberapa media masih ada beberapa keluhan terkait service center, lamban dan terkesan belum siap. Mau bersaing dengan sesepuh-sesepuh di atas. Tunjukkan nyali dan kualitasmu.
Lalu bagaimana nasib feature phone dengan banyaknya gempuran smartphone. Secara mengejutkan feature phone juga masih memiliki pengguna fanatik, termasuk saya. Salah satu alasan tetapi menggunakan feature phone adalah usability, karena tahu sendirilah di Indonesia operator banyak, sehingga perlu punya handphone (HP) dual sim, kebetulan jatuh ke Nokia Asha 206.
Alasan lainnya kenapa masih menggunakan feature phone adalah bosan dengan melihat bentuk desain smartphone yang nyaris sama dan monoton. Beda dengan tampilan feature phone yang beraneka warna dan bentuk. Itulah kenapa saya masih menyimpan beberapa koleksi HP jadul. Huffff … wes akeh tibakno. Gitu aja tulisan Pasang surut dunia PerGadgetan. Yo wes semono disek, uneg-uneg sudah hilang. Kembali ke dunia nyata.
sayangnya sekarang nokia sudah benar2 jatuh…. sejak lumianya dibeli oleh microsoft secara penuh 🙁
Brand Nokia memang sudah tidak dipakai lagi, hanya feature phone yang murah2 saja. Sedangkan brand yang diangkat lebih kepada LUMIAnya. Walau masih perlu berjuang keras dipersaingan smartphone.