Menumpuk Dosa atau Pahala Lewat Media Sosial

Makhluk Sosial

Kita semua sepakat yang namanya sosial media adalah media yang secara konsep sejak awal dibuat untuk bersosialita. Secara spesifik saya ambil contoh Facebook.

Saat sekolah kitapun sudah diajari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Ntahlah konsep ini suatu saat terpatahkan atau tidak. Yang jelas tidak ada orang mati yang bisa jalan sendiri ke kuburan.

Bijak Bersosial Media

Hadirnya media sosial dan media digital lainnya memang sudah merubah 180 derajat pola pikir, perilaku, gaya hidup, dan sikap manusia dalam berinteraksi dan bersosial.

Ada yang tetap skeptis dengan media sosial ini, ada yang mampu mengoptimalkan, tak jarang yang memanfaatkan untuk black campaign, dan seabrek alasan lain dalam menggunakan media sosial.

Belakangan, news feed saya penuh berbagai macam hujatan, cibiran, cacian, dan intimidasi. Semua orang bebas berekspresi, beropini, berargumentasi.

Sayangnya, mereka tidak sadar, ucapan, tulisan, ekspresi yang terpapar di news feed terbaca oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang.

Bayangkan jika tulisan kita selalu menimbulkan aura negatif, selalu provokatif, selalu skeptis.

Tahukah baper yang lebay itu juga akan meng-infulence banyak orang. Energi negatif akan terus mengalir dari penulis hingga pembaca yang membacanya.

Tahukah, jika efek yang timbul dari tulisan kita itu berdosa, dosa itu akan terus bertambah saat makin banyak yang tersakiti dan makin banyak yang terbawa aura negatif.

Kenapa tidak justru kita kumpulkan banyak pahala yang baik dari media ini, berikan aura positif, manfaatkan untuk kebaikan. Maka kebaikan akan terus mengalir untuk kita.

Bijaksanalah dalam berucap, menulis, dan beropini. Akan banyak yang tertawa tatkala kita terprovokasi, ketika kita terintimidasi, ketika kita terporakpondakan.

Jangan timbulkan aura negatif jika tidak ingin hidupmupun menjadi gelap tak bercahaya. Jangan mudah percaya, terprovokasi dengan sesuatu yang nyata belum tentu kebenarannya.

Biasakan membaca, biasakan mencari referensi yang kredibel, Tabayyun. Tanyalah kepada yang mengerti. Belajarlah, belajarlah, carilah ilmu sampai tak mampu lagi melakukannya.

Jaga Lisanmu, Jaga Tulisanmu, Jaga Komentarmu.

Add a Comment

Your email address will not be published.