Color Management (Manajemen Warna)

COLOR MANAGEMENT / MANAJEMEN WARNA DALAM CETAK OFFSET

Teknologi cetak berkembang sangat pesat. Pemain-pemain baru dalam dunia kreatifpun kian menjamur. Disiplin ilmu yang menaungi dunia ini pun kian variatif, graphic design, packaging design, web design, dan fotografi adalah sebagian kecil dari banyaknya cakupan dalam disiplin ilmu  ini.

Diperlukan standarisasi pada masing-masing disiplin ilmu, meski satu sama lain ada keterkaitan. Graphic design, terutama yang berkaitan dengan printing, offset, cetak, memiliki standar yang berbeda dengan cabang design lainya.

Hal kecil  kadang terlupakan oleh seorang designer saat membuat artwork untuk persiapan cetak offset. Mereka sudah belajar banyak tentang teori warna, tipografi, psikologi, komunikasi. Tetapi mereka tidak memperhatikan, apakah design mereka sudah memenuhi standar untuk cetak offset. Dari sisi visual yang bagus, konsep yang bagus tanpa didasari pengetahuan memadahi tentang persiapan cetak (pre press) bisa mengakibatkan gagalnya sebuah karya design.

Saya ambil contoh paling gampang adalah standar warna. Diperlukan pemahaman sedikit mendalam tentang warna,  sistem warna apa yang dipakai dalam cetak offset. Karena ada perbedaan dalam setiap bidang design, yang paling umum adalah sistem warna RGB, CMYK, dan warna HEXA kebayakan untuk pembuatan website.

Pada tulisan kali ini saya sedikit menyinggung tentang color management/manejemen warna. Karena banyak sekali designer sekarang kurang memahami tentang color manajemen. Bahkan sistem warna yang dipakaipun kadang salah.
Kita sudah bersusah payah membuat design menawan, mewah, tapi saat dicetak mendapat komplain dari konsumen. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi pada kita. Apalagi menanggung kerugian dari kesalahan yang kita buat. Konsumen protes karena warna hasil cetak berbeda dengan saat kita ACCkan.

palet warna dalam pantone color

Proof

Sangat diperlukan untuk menyiasati kesalahan, menselaraskan keinginan konsumen dengan apa yang designer maksudkan.

Jenis Proof :

  1. Design Proof
  2. Contak Proof
  3. Page Proof
  4. Imposition Proof

Proof ing memiliki beberapa tujuan, secara umum sebagai proses menselaraskan keinginan konsumen dengan designer, sebagai standar acuan warna.

Color Manajemen

Bagian dari proofing adalah standar warna, bertujuan agar warna cetak memenuhi standar yang diharapkan, konsisten, dan dapat diukur, selaras antara warna cetak, monitor, dan proofing.

Masalah yang sering timbul adalah ketidak cocokan antara proofing, monitor, dan hasil cetak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal-hal tersebut terjadi. Faktor, tinta cetak, mesin cetak, dan kertas. Masing-masing jenis tinta dan kertas memiliki karakter yang berbeda.

Selain itu proses input, yaitu material dasar juga menentukan hasil akhir, apakah dari repro, foto digital, atau media lain. Akan mempengaruhi juga pada hasil cetakan.

Solusi untuk meminimalisasi kesalahan adalah dengan menggunakan alat ukur, kalibrasi semua peralatan (monitor, scanner, printer) dan color chart/finder.

19 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.