Bisnis Sendiri, Your Own Business
|
BISNIS SENDIRI
Memiliki usaha sendiri dan mandiri menjadi cita-cita bagi sebagian besar masyarakat di era modern ini. Hal ini pula yang melatarbelakangi lahirnya motivator, coaching, dan hal lain berkaitan dengan bisnis.
Mulai dari yang benar-benar pakar hingga yang amatir. Celakanya, masyarakat yang ingin belajar bisnis berharap bisa sukses dengan cara instan. Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang hanya memanfaatkan situasi.
Saya bukan pakar bisnis, namun beberapa kali memang mengikuti beberapa mentoring baik melalui training tatap muka maupun mentoring online (messanger, webinar, group, dll). Secara umum untuk memulai bisnis memang tidak sesederhana teorinya. Butuh komitmen, butuh mental, keberanian, ilmu, dan aksi nyata. Bukan hanya mengumpulkan materi dan teori tanpa action apapun. Action bukan selalu berkaitan dengan hal besar, action yang kecil sekalipun bisa sebagai wujud dari komitmen kita untuk memulai bisnis. Sesuatu yang besar diawali dari yang kecil.
Dalam postingan ini hingga beberapa waktu ke depan saya akan menyarikan beberapa teori yang sudah dipraktekkan. Namun, bisa saja teori atau materi yang saya sampaikan ini bertolak belakang dengan materi di kampus maupun teori dari mentor atau trainer yang lain.
Ya, buat saya ilmu bisa datang dari mana saja, dari siapa saja, yang penting baik dan memberi manfaat. Training atau mentoring apapun adalah proses mencari ilmu, yaitu investasi yang akan terus bisa bermanfaat bagi kita maupun orang lain.
Kita perlu menggarisbawahi, bahwa keberhasilan bisnis satu sama lain tidak akan pernah sama, produk samapun yang kita jual tidak akan sama sales yang dihasilkan. Bahkan sikembar identik saja tidak sama. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam membangun bisnis.
POLA BISNIS
Apapun yang kita lakukan, apapun yang kita kerjakan selalu memiliki prosedur. Dalam hal ini saya menyebutnya terjadi sebuah POLA, atau pola bisnis. Sebagian besar orang merasa bingung saat akan memulai bisnis. Bingung harus darimana memulai bisnis, karena tidak punya modal, tidak punya ide, dan lain-lain. Nah, ide paling gampang adalah mengamati sekitar kita. Setelah mengamati, baru gunakan istilah keren, yaitu ‘CONTEK’. Lha .. nyontek kan gak baik. Yups, jangan gunakan istilah itu, tapi gunakan istilah lain sinonimnya, jangan contek begitu saja, tapi Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). Ide akan muncul dari pola tersebut. Apakah segampang itu, tentu saja tidak. Masih banyak hal yang harus disiapkan.
Saya mengajarkan yang nggak baik dong. Hmmm … coba sekarang bayangkan, adakah saat ini kita jumpai sesuatu yang benar-benar orisinil alias genuine. Otak kita sudah ‘terkontaminasi’ berbagai informasi yang memberi referensi secara tidak langsung. Apapun yang kita lakukan baik sadar maupun tidak sebenarnya sudah bukan benar-benar orisinil. Tetapi dari referensi yang kita baca, kita lihat, kita dengar, dan ketahui. Sekarang sekelas Instagram dengan fitur SnapGram. Apakah fitur itu original. Beberapa pengamat mengatakan fitur itu sejatinya ‘terinspirasi’ dari Snapchat.
Terkait pola yang saya jelaskan di atas, sejati berlaku untuk hal apapun. Misal orang sukses pasti punya pola atau sebab dia menjadi sukses. Begitu juga sebaliknya orang gagal juga punya pola dan juga ada sebabnya.
PENDEKATAN BISNIS
Sudah sedikit saya singgung tentang pola bisnis, selanjutnya ada pendekatan bisnis. Ini yang mungkin harus di highlight. Bagi saya bisnis bukan semata mencari uang dan menumpuk harta. Lebih dari itu bisnis harus bisa memberi manfaat sebanyak-banyaknya untuk orang lain dan bisa menjadi bekal kita masuk surga. Wih.. jerune. Yuups, karena itulah dalam bisnis tetap harus ada pendekatan spiritual. Kalau bisnis ada polanya, masuk SYURGA dan NERAKApun ada polanya. Motivasi untuk menjadi istimewa dibanding orang lain adalah motivasi terbesar bagi seseorang untuk sukses.
Okay sampai di sini dulu ya. Tunggu kelanjutannya, pantengin terus buat yang mau belajar bisnis bareng-bareng.
InsyaAlloh semoga bisa manfaat dan berkah.