Clothingpreneur, Bisnis Kaos yang Menjanjikan

SEKILAS BISNIS CLOTHING

Beberapa tahun yang lalu bermunculan istilah distro di banyak daerah. Produk-produk yang dijualpun beragam. Kini istilah tersebut mulai berkembang seiring hadirnya peran teknologi dalam bisnis baju atau kerennya biasa disebut ‘clothing’. Istilah ini memang lazim digunakan untuk jenis produk kaos, namun tidak menutup kemungkinan ke depan akan ada pergeseran.

CROWDFUNDING

Bisnis clothing, pemula usaha cloting harus punya modal besar. Mereka harus memiliki toko/showroom untuk menjual produk mereka. Belum lagi biaya produksi yang tidak sedikit. Saat ini tidak ada lagi alasan bagi seseorang untuk memulai bisnis tapi tidak punya modal.

Crowdfunding adalah alternatif terbaik bagi siapapun yang ingin bisnisnya mendapat pembiayaan. Bisnis nyaris tanpa modal. Bukan tanpa modal sama sekali sih, walaupun sebenarnya bisa tanpa modal.

Crowdfunding belakang menjadi buah bibir di banyak komunitas dalam kaitannya dengan industri kreatif. Pasalnya melalui crowdfunding ini akan mampu mendorong pertembuhan perekonomian negara melalui berbagai produk inovatif dan kreatif. Melahirkan talenta-talenta muda untuk ditantang terjun dalam dunia bisnis.

Crowdfunding sendiri memiliki berbagai macam jenis, ada yang murni pembiayaan, ada yang dikelola semacam marketplace. Untuk bisnis clothing model crowdfunding sangat membantu pemula untuk mencoba bisnis baru (statup). Beberapa crowdfunding menerapkan coaching hingga membernya bisa sukses

Hal inilah yang menjadi poin penting bagi kedua belah pihak. Karena saat startup tersebut sukses akan memberi impact positif terhadap induk dalam hal ini crowdfunding yang mengayomi.

Keuntungan crowdfunding

  1. Create Buzz Effect
    Mempromosikan crowdfunding sama halnya membuat buzz effect terhadap proyek kita sendiri.
  2. Zero Risk
    Sudah pasti, karena kita keluar biaya terlalu banyak, misalkan produk tidak lakukan kita hanya rugi sebagian kecil saja. Resiko sangat kecil, karena sistem diserahkan kepada crowdfunding.
  3. Product Market Fit
    Semakin besar buzz effect yang didapat, potensi keberhasilan proyek semakin tinggi. Sehingga kepercayaan dari crowdfudning semakin besar. Potensi kenaikan profit dalam kerjasama semakin tinggi. Bahkan bukan tidak mungkin pembiayaan secara independen bisa terjadi. Di sinilah saatnya impian diwujudkan.

RELATIF MUDAH SEBAGAI PEMULA DALAM BISNIS

Meskipun sektor bisnis adalah riil, model bisnis yang diterapkan tetap memprioritaskan teknologi, social media, marketplace, dan website. Nah, berkaitan dengan crowdfunding bagi pemula yang ingin memulai bisnis nyaris tanpa modal, clothing merupakan jenis model bisnis paling mudah.

Kenapa clothingpreneur lah yang paling mudah dimulai, alasannya:

  1. Bisnis clothing tidak pernah mati selama masih ada anak muda, bahkan mungkin selama ada manusia.
  2. Makin banyaknya jenis crowdfunding, sehingga tidak perlu investasi besar di awal.
  3. Cara pemasaran/iklan lebih terukur dan biaya relatif lebih murah.
  4. Ide niche banyak, bisa melihat momen-moment tertentu, isu yang lagi hits, komunitas atau melihat fashion artis.

KIAT-KIAT SEDERHANA MEMULAI BISNIS

Berikut ini kiat-kiat mudah untuk memulai bisnis clothing ‘nyaris’ tanpa modal.

  1. Bisnis itu bukan asal-asalan. Harus tahu ilmunya. Tapi bukan teori semata.
  2. Menguasai empaat (4) pilar dasar dalam memulai bisnis clothing. Empat pilar yang dimaksud meliputi:
    • Niche market
      Menemukan segmen pasar yang spesifik. Preferensi bisa dari komunitas tertentu, bisa momen hari besar, bisa isu lagi tren, atau yang sedang digunakan seorang artis, dll.
    • Merek
      Merek haruslah memiliki tingkat keunikan tersendiri sebagai pembeda dari produk sejenis di pasaran. Baik desain, nama, harus relevan dengan niche yang dipilih. Agar memiliki identitas yang kuat.
    • Design
      Desain sebagai bagian dari merek, yang terpenting kesesuaian dengan niche atau target yang dipilih. Jika tidak bisa bikin desain, bisa kongsian dengan teman yang pinter desain atau gunakan jasa desain dari pihak lain. Desain tidak semata bagusnya saja, tetapi sederhana dan mampu merepresentasikan konsumen yang disasar. Misalkan, target yang disasar komunitas fotografi. Ya gunakan desain yang relevan dengan itu. Objek atau elemen yang digunakan boleh kamera, lensa, orang motret, dll.
    • Kualitas.
      Sebagus apapun clothing yang dibuat, kalau dari sisi kualitas (bahan, jahit, sablon, dll) tidak baik. Konsumen pasti kecewa. Potensi mereka switch brand sangat mungkin terjadi. Konsumen harus puas setengah mati sampai tidak akan beralih, bahkan jika perlu mereka dengan sukarela mengendorse produk kita.
  3. Market observation
    Yang sering dilupakan oleh bisnis pemula adalah market observation. Sebagian besar ingin mulai bisnis secepatnya tanpa pikir banyak seperti apa market yang mereka sasar. Ada pepatah jawa, kalau teori melulu kapan prakteknya. Ada benarnya sih, tetapi tetap saja harus ada konsep dan persiapan. Market observation tujuannya adalah memetakkan target pasar yang ingin disasar. Misalkan dengan riset sederhana melalui media sosial, angket, membaca, dll. Tujuannya agar kita mendapat insight mengenai apa yang menjadi peluang untuk bisnis kita. Sederhananya sih kalau kita pernah sekolah mengenal SWOT. Kompetitor bagaimana, harga sudah kompetitif belum, dll.
  4. Competitive advantage
    Setelah tahapan market observation selesai, saatnya kita tentukan competitive advantage apa yang menjadi unggulan dari produk kita. Lebih dekat dengan konsumen, bangun merek yang unik dan menarik sesuai dengan keunggulan yang telah dibangun dalam bisnis kita.
  5. Design Resource
    Desain bisa dilakukan banyak cara. Buat sendiri atau gunakan jasa desain. Jadi siapapun tidak perlu repot soal desain. Referensi desain, freepik, pixabay, gimp, inkspace, canva, dll. Desain komunitas bisa melakukan riset, referensi, dribble, freelancer, designious, dll.
  6. Type of Print
    Harus mengetahui jenis-jenis cetak clothing. Agar mengetahui perbedaan serta kualitas yang dihasilkan dari masing-masing karakter cetak. Saat ini yang masih banyak digunakan adalah screen printing (sablon) dan teknologi lumayan baru Direct to Garmen (DTG).
  7. Market validation
    Sebelum kita membuat produk mass production, ada baiknya lakukan uji pasar. Paling sederhana riset kembali melalui media digital atau media sosial dan lingkungan terdekat. Lihat impak yang didapat. Hal ini agar proses marketing lebih efektif dan menghindari penggunaan budgeting promo yang berlebihan.
  8. Inbound Markating
    Dalam rangka menunjang aktivitas marketing, lakukan campaign di media sosial (online) atau event sederhana (offline) untuk membangun awareness konsumen. Selain itu, channel media yang dipilih harus secara konsisten memuat konten-konten yang menarik sesuai segmentasi. Harapannya dari konten tersebut konsumen suka dan melakukan endors secara tidak langsung dengan melakukan share ke khalayak. Ini biasa disebut ‘pull marketing.” Sifatnya mengajak orang lain untuk membeli produk kita.

 

 

Add a Comment

Your email address will not be published.